Rapat berlangsung di Kantor KSOP Kelas II Kendari, dihadiri kementerian/lembaga, di antaranya Kementerian
Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Koordinator Infrastruktur, Bea Cukai, Badan Karantina, Pelindo, dan Pemerintah Kota Kendari.
Dalam rapat hari pertama ini terungkap pula potensi
eksport hasil bumi Kendari, diantaranya kelapa. Badan Karantina meminta
bantuan Stranas PK untuk mensosialisasikan kepada pengekspor bahwa di Pelabuhan
Kendari telah tersedia kontainer untuk ekspor meski terbatas hanya sampai ke
Kawasan Asia seperti Cina. Ia berharap, bahwa ekpor bisa sampai ke Amerika atau
negara lain tak hanya sebatas Asia saja. Dengan telah tersedianya kontainer
ekspor, membuka peluang menghasilkan PAD melalui ekspor langsung dari Pelabuhan
Kendari. Karena sebelumnya, pengekspor melakukan ekspor dari Pelabuhan lain
seperti Makassar dan Surabaya.
Evaluasi hari pertama diakhiri dengan meninjau langsung
kondisi jalan yang rusak. Evaluasi imlementasi NLE akan dilanjutkan 2 hari
kedepan dengan mengunjungi Terminal Khusus/Tersus dan TUKS di wilayah
Kendari.
Sejak 2021–2024, Stranas PK bersama 18 K/L telah
mendorong digitalisasi layanan di 46 pelabuhan. Hasilnya, terjadi efisiensi
biaya hingga Rp182,32 miliar dan penghematan waktu layanan lebih dari 21
persen. Pada periode 2025–2026, cakupan aksi diperluas menjadi logistik
nasional, mencakup pelabuhan laut, pelabuhan perikanan, TUKS/Tersus, kawasan
berikat, pusat logistik berikat, hingga pergudangan dan sistem trucking. Melalui
aksi ini, Stranas PK menargetkan penerapan National Logistic Ecosystem (NLE) di
pelabuhan Kendari, termasuk sistem tracking and tracing barang, digitalisasi
pergudangan, penerapan single billing, serta integrasi data antar instansi.