Koordinator Harian Stranas PK, Sari Angraeni, dalam
sambutannya menekankan bahwa film ini bukan sekadar dokumentasi atau karya
artistik. “Ini bukan film biasa. Ini adalah cermin sistem sekaligus bahan
refleksi dan diskusi. Akademisi dan mahasiswa memiliki peran strategis dalam
mendorong perubahan, terutama lewat penelitian, advokasi, dan kepedulian
terhadap pelayanan publik,” jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa pemilihan Papua
sebagai lokasi pemutaran menjadi penanda penting bahwa isu pencegahan korupsi
adalah isu nasional, bukan semata Jakarta-sentris.
Film yang diputar menyoroti pentingnya reformasi
sistemik yang dikoordinasikan Stranas PK, berdasar kasus hukum yang diangkat
dari kisah nyata. Usai pemutaran, acara dilanjutkan dengan diskusi publik yang
menghadirkan: Sari Angraeni selaku koordinator harian Stranas PK, Medio Venda
yang merupakan Direktur Program ACFFEST 2025 dari direktorat sosialisasi
kampanye KPK, dan dosen Fakultas Hukum UNCEN dan pakar hukum pidana, Dr. Farida
Kaplele, S.H., M.H.