Balikpapan, 13 Agustus 2025 ,
Roadshow film “Nyanyi Sunyi dalam Rantang” karya Garin Nugroho mampir ke
Balikpapan dengan dua rangkaian utama: pemutaran spesial di Institut Teknologi
Kalimantan (ITK) pada pagi hari dan
nonton bareng (nobar) publik di Pentacity pada sore harinya. Balikpapan dipilih
sebagai titik strategis karena perannya sebagai gerbang Ibu Kota Nusantara dan
lokus berbagai agenda tata kelola yang menuntut budaya integritas yang kuat.
Pada sesi nobar di Pantacity, Wakil Wali Kota
Balikpapan membacakan sambutan Wali Kota, menyampaikan terima kasih kepada
Stranas PK karena memilih Balikpapan sebagai lokasi pemutaran. Dalam
selorohnya, ia bertanya: “Apakah karena Balikpapan mitra strategis, atau…
karena banyak kasus korupsinya?” Suasana hangat itu berlanjut dengan diskusi
yang dihadiri Koordinator Harian Stranas PK, Della Dartyan (pemeran Puspa),
jajaran seluruh OPD, komunitas film, akademisi, dan para penggerak antikorupsi.
Komunitas film setempat memberi apresiasi: ini “film yang berbeda” dari
pemerintah, bukan propaganda, melainkan refleksi tentang keberpihakan dan
martabat warga.
Perwakilan komunitas Fim di Balikpapan menyampaikan
kesan mendalam, rantang sebagai simbol harapan, dimana rantang di film ini tak
pernah bertemu mereka yang seharusnya menerima. Di akhir kisah, sang pembawa
rantang begitu lelah hingga sepeti tak lagi peduli rantang itu di mana, namun
takdir membuat rantang kembali padanya, “Artinya ia harus terus berusaha
mewujudkan harapan seperti upaya pencegahan korupsi: berat, tapi selalu ada
harapan karena tidak hanya tugas pemerintah tapi tugas semua warga negara. Terima
kasih Stranas atas film yang sangat menginspirasi.”, jelas Adam, warga
Balikpapan. Della menanggapi dengan
menegaskan chemistry-nya dengan “si rantang”, seraya menyetujui bahwa rantang
adalah “aktor utama” film.
Film yang disutradarai Garin Nugroho ini lagi-labi
mendapat apresiasi masyarakat Balikpapan yang tak beraknjak dari dalam bioskop
, karena tetap bertahan hingga diskusi di akhir pemutaran film.