Direktur Pelindo menambahkan bahwa dengan digitalisasi bukan
hanya transformasi dari infrasturktur, tapi juga sistem, sumber daya manusia,
semua harus bertransformasi,”Bagi kami ini adalah never ending marathon demi
perbaikan layanan pelabuhan yang lebih baik”, tegas Arif Suhartono, Dirut
Pelindo. Arif juga meminta media untuk bertanya langsung kepada pengguna
layanan atas reformasi tata kelola pelabuhan yang telah dilakukan bersama-sama oleh pelaksana aksi Stranas PK.
Sejak aksi reformasi pelabuhan dilaksanakan 2021 lalu, total
telah tercatat 264 pelabuhan terdigitalisasi. Sebelumnya, proses layanan masih
dilakukan manual dengan layanan yang panjang di tiap kementerian dan Lembaga
pemberi layanan. Setelah digitalisasi, terjadi penyederhanan proses layanan
melalui single entry. Proses layanan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
tanpa tatap muka/antrean dengan sistem pembayarannya pun digital payment. Digitalisasi juga diterapkan
tak hanya di pelabuhan utama , tetapi juga di lebih dari 2000 pelabuhan khusus
atau pelabuhan untuk keperluan sendiri/TUKS TERSUS .
Di periode aksi 2023-2024, penerapanan digitalisasi juga
berlaku untuk layanan cargo (barang) di 6 pelabuhan udara. Hal ini berdampak
pada kecepatan layanan dari yang sebelumnya 2 hari menjadi 3 atau 4 jam saja. Sementara layanan pelabuhan , dari kapal
datang, muatan dibongkar, dan barang keluar dari pelabuhan, sampai kapal
berangkat kembali , atau yang dikenal dengan dweling time, sebelum digitalisasi
memakan waktu 7 hingga 10 hari. Setelah digitalisasi menjadi rata-rata 2,9 hari
secara nasional. Untuk proses layanan kedatangan dan keberangkatan kapal juga
semakin cepat karena digitalisasi. Semula selama 7 hari namun sekarang hanya 1
hingga 2 hari saja. Sementara pergerakan barang di pelabuhan juga semakin
pendek karena digitalisasi, dari 11 gerakan menjadi 2 gerakan saja yang
berdampak penurunan biaya hingga 50 persen.
Dikusi diakhiri dengan pernyataan penutup dari masing-masing
narasumber dan stakeholder pelabuhan yang mengharapkan kerjasama yang semakin
solid dengan mendukung digitalisasi layanan publik, salah satunya layanan
pelabuhan. Dengan digitalisasi untuk transparansi sehingga tidak ada tebang
pilih, dimana setiap pengguna layanan baik swasta maupun perusahaan milik
pemerintah mendapatkan proses layanan yang sama.