Hingga April 2024, SIMBARA yang didorong STRANAS PK telah
menghasilkan potensi/tambahan penerimaan negara sebesar Rp7,71triliun.
Implementasi SIMBARA di antaranya berdampak pada proses validasi terhadap
penggunaan NTPN yang tidak valid/palsu, NTPN yang digunakan berkali-kali, dan
NTPN yang digunakan lebih dari satu entitas, dan penggunaan NTPN Lokal
menghasilkan penerimaan Negara sebesar sebesar Rp3,77 Triliun. Data Analitik
SIMBARA untuk mendukung joint analisis dan joint audit telah menghasilkan
penerimaan negara sebesar Rp2,8 T yang didominasi NTPN tidak dibayarnya royalti
final. SIMBARA juga membantu peningkatan kepatuhan pelaku usaha dalam
penyelesaian piutang negara melalui Automatic Blocking System (ABS) sebesar
Rp1,14 triliun. Sehingga secara akumulasi, SIMBARA telah menghasilkan
potensi/tambahan penerimaan negara sebesar Rp7,71triliun (s.d. April 2024).
Sampai dengan saat ini
sudah diimplementasikan integrasi sistem layanan pengapalan dan perdagangan
dengan sistem INSW. Validasi kuota NTPN dalam pengajuan laporan surveyor ekspor
melalui sistem SISNW yang terhubung dengan sistem surveyor dan Inatrade secara
mandatory. Validasi NTPN juga dilakukan pada sistem pengapalan untuk proses
penerbitan Surat Peretujuan Berlayar pada aplikasi sistem Inaportnet. Inapornet
dalam pengembangan terintegrasi dengan sistem SIMBARA untuk pengawasan
pengapalan muatan Minerba. Dari 54 pelabuhan dengan komoditi minerba, 20
pelabuhan dengan muatan minerba tertinggi telah terintegrasi. Salah satu target
Stranas PK hingga akhir 2024 adalah layanan digitalisasi Minerba satu siklus
end-to- end melalui ekosistem SIMBARA, untuk seluruh komoditas Mineral dan
Batubara.