Stranas PK saat ini mengoordinasikan pelaksanaan 15
Aksi Pencegahan Korupsi tahun 2025–2026 yang mencakup isu-isu strategis seperti
perizinan dan tata niaga, keuangan negara, serta reformasi birokrasi dan
penegakan hukum. Namun, tantangan terbesarnya adalah bagaimana membawa isu-isu
teknis ini ke ruang publik secara inklusif dan bermakna. Film menjadi salah
satu alat untuk menjembatani hal tersebut, bukan hanya sebagai media
penyadaran, tetapi juga sebagai sarana partisipasi sosial. Di tengah dominasi
komunikasi yang serba cepat dan berbasis algoritma, film ini menjadi ruang
kontemplasi, sebuah ruang yang menawarkan pemahaman, bukan sekadar reaksi.
Pemutaran film Nyanyi Sunyi Dalam Rantang di
BRIN tidak hanya menjadi ruang apresiasi, tetapi juga membuka babak baru
kolaborasi antara lembaga riset dan lembaga lintas sektoral seperti Stranas PK.
Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran pimpinan BRIN, di antaranya Dr. Herry
Jogaswara, Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa dan Sastra, Dr. Yan
Rianto, Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora, Nawawi,
Ph.D, Kepala Pusat Riset Hukum, Ade Mulyanah, Kepala Pusat Riset Bahasa, Sastra
dan Komunitas, DAN Sastri Sunarti, Kepala Pusat Riset Manuskrip, Literatur dan
Tradisi Lisan.