Penggabungan Pelindo, Mempermudah Pelaksanaan Aksi Pencegahan Korupsi

27 September 2023

Stranas PK mendapat penghargaan dari Pelindo dalam kategori Pemberi Arahan dan Pengembangan Strategis dalam peringatan 2 tahun penggabungan Pelindo yang digelar rabu pagi di Jakarta. Acara rabu pagi merupakan peringatan dari 2 tahun bergabungnya empat BUMN jasa kepelabuhanan , yaitu PT Pelindo I, III, dan IV ke dalam PT Pelabuhan Indonesia II sesuai dengan peraturan pemrintah Nomor 101 Tahun 2021. Direktur Utama Pelindo , Arif Suhartono menyampaikan capaian Pelindo setelah penggabungan, diantaranya penurunan biaya logistik, dari 23,7% menjadi 14,29%. Namun, Arif tidak memungkiri masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Pelindo, sebagai badan usaha di pelabuhan yang merupakan gerbang investasi yang pada akhirnya berkontribusi pada perekonomian Indonesia.

Sementara Koordinator Harian Stranas PK, Niken Ariati, yang menjadi salah satu narasumber dalam diskusi di peringatan 2 tahun Pelindo menyatakan bahwa pelabuhan merupakan halaman muka bisnis dan perizinan, dimana bisnis dan perizinan merupakan salah satu indikator dalam pengukuran Indeks Persepsi Korupsi. Oleh karena itu, Stranas PK memasukkan tata kelola pelabuhan dalam aksi pencegahan korupsi. Stranas PK mengapresiasi Pelindo sebagai pelaksana aksi reformasi tata kelola pelabuhan. Penggabungan Pelindo merupakan contoh dari bukti komitmen Pelindo,”Dengan bergabungnya Pelindo artinya kesamaan sistem yang sebelumnya berbeda-beda antar masing-masing Pelindo. Kami apresiasi Pelindo, telah mengambangkan satu sistem, phinisi , yang bisa dintegrasikan dengan seluruh sistem stakeholder pelabuhan”, jelas Niken.

Selain itu, penggabungan Pelindo menurut Niken merupakan bentuk akuntabilitas karena dengan penggabungan artinya akan memiliki satu sistem dan dan elemen data yang sama;”Kalau pelindonya beda-beda , pemerintah tentu akan sulit mengukur. Pelindo harus bisa diukur dan akuntable”, jelas Niken. Niken juga mengharapkan Penggabungan Pelindo akan mempercepat pelaksaan aksi reformasi tata kelola pelabuhan terutama dalam hal penguatan Badan Usaha Pelabuhan di terminal khusus dan TUKS,” TUKS dan tarsus tadinya gelap artinya tidak memiliki sistem. Kami minta Pelindo untuk meminjamkan atau memberikan sistem yang sudah ada ke BUP sehingga sistemnya sudah terintegrasi dengan sistem”, pinta Niken. Niken juga menambahkan bahwa terdapat 1200 Tersus dan TUKS yang menjadi target aksi Stranas hingga 2024 mendatang, dimana lebih separonya telah masuk sistem.

Niken juga mengapresiasi Pelindo yang legowo karena reformasi tata kelola pelabuhan yang sebenarnya berdampak pada pendapatan Pelindo;”Dulu pergerakan peti kemas bisa sampai 14 gerakan , sekarang hanya 2 gerakan . semakin cepat. Tentu berpengaruh pada income Pelindo”, jelas Niken. Menanggapi hal tersebut Direktur utama Pelindo menyatakan bahwa sekilas memang terjadi penurunan income, namun dampaknya justru memberikan income yang lebih banyak karena kecepatan dalam pelayanan pelabuhan, yang mengakibatkan frekuensi pelayanan yang lebih banyak. Arif juga menambahkan bahwa perbaikan performa tentu akan berdampak pada ikilm investasi yang berujung pada peningkatan perekonomian nasional.