Sementara di TUKS lainnya, Stranas mendapati operasional TUKS yang belum sepenuhnya digital. “kami pakai inaportent Pak, tapi memang dibantu dengan kirim pesan ke Whatsapp grup dan kadang nelpon ke KSOP”, jelas salah satu perwakilan TUKS yang memiliki usaha gas alam ini. Febriyantoro mengingatkan bahwa seluruh proses harus digital dan tidak ada lagi penggunaan whatsapp dan telpon langsung ke penyedia layanan.” Meskipun frekusensi kapal jarang, namun tidak berarti bisa meninggalkan sistem. Dengan penggunaan sistem, kita juga bisa tau kendalanya apa, kesulitannya apa. Saya mohon tidak ada lagi kirim-kirim pesan dan telpon. Semua online dan digitalisasi di pelabuhan sudah jadi mandatori untuk perbaikan pelabuhan”, tegas Febriyantoro.